Senin, 18 Juni 2012
Ebook: A Short History of Indonesia, colin-brown
A Short History of Indonesia : The Unlikely Nation
Brown, Colin. 2003
buku yang terbit pertama kali pada tahun 2003 ini membedah secara singkat sejarah bangsa indonesia dari masa munculnya hindu-budha hingga reformasi. buku ini wajib dibaca bagi sejarawan meskipun berbahasa inggris.
Download
Brown, Colin. 2003
buku yang terbit pertama kali pada tahun 2003 ini membedah secara singkat sejarah bangsa indonesia dari masa munculnya hindu-budha hingga reformasi. buku ini wajib dibaca bagi sejarawan meskipun berbahasa inggris.
Download
Ebook: Kesaksianku Tentang G30S
Penulis : Dr. H. Soebandrio
Tahun : 2000
Penerbit : Forum Pendukung Reformasi Total
Penerbit : Forum Pendukung Reformasi Total
Terlihat dari judul yang diberikan pada buku ini nampaknya Soebandrio ingin memberikan kesaksian yang baru mengenai peristiwa G30S, ya begitulah nampaknya yang ingin di sampaikan soebandrio kepada pembaca bahwa G30S adalah tragedi yang tidak wajar [meskipun merenggut ratusan ribu jiwa PKI dan yang di-PKI-kan]. Soebandrio sendiri merupakan Wapedam I kabinet Dwikora II masa pemerintahan Soekarno.
Download
Minggu, 25 Maret 2012
25 Metode Mengajar
Semangat Pagi,.....
kali ini aq akan share file yang berisi 25 metode mengajar, semoga bacaan ini memberi manfaat terrutama bagi para calon guru..... jujur aj aq nggak tau q dpt file ini dari mana entah itu scr**.com, do**st*ck.com atau apalah yg jelas bacaan ini sempat membantu saya saat KK-PPL. chekidot...
kali ini aq akan share file yang berisi 25 metode mengajar, semoga bacaan ini memberi manfaat terrutama bagi para calon guru..... jujur aj aq nggak tau q dpt file ini dari mana entah itu scr**.com, do**st*ck.com atau apalah yg jelas bacaan ini sempat membantu saya saat KK-PPL. chekidot...
Rahasia berwudhu
Sepintas lalu berwudhu terlihat sederhana, membasuh anggota
tubuh tertentu, dan kemudian selesai. Tidak! Berwuhu tak sekedar menyiramkan
air suci pada anggota tubuh saja, tetapi juga baik buat kesehatan. Berwudhu
secara sempurna efektif mencegah timbulnya pengapuran pada urat saraf. Dalam
buku Mukjizat Gerakan Shalat, Madya Wratsungko & Sagiran menjelaskan bahwa
telapak tangan luar yang mengarah ke setiap ujung jari, terdapat ujung syaraf
yang keras seperti kawat baja dan halus sebesar rambut yang berfungsi untuk
membuang kelebihan listrik negatif dari setiap organ tubuh kita.
Kalau ujung syaraf ini tersalut oleh pengapuran, dia akan
menyebabkan endapan listrik yang makin lama makin tinggi. Selanjutnya
mengacaukan sensorik dan motorik bahkan menyebabkan sel otak mendidih, bisa-bisa
seperti CPU yang terbakar karena kabel listriknya korslet. Pada tubuh, hal ini
akan mengakibatkan daya tahan tubuh menjadi lemah dan berpotensi menimbulkan
kemungkinan munculnya berbagai penyakit.
Makanya, dalam literatur fiqih, berwudhu memakai istlah membasuh
(ghasal), bukan mengusap (masah). Disunnahkan pula ketika berwudhu untuk
menggosok sela-sela diantara jari-jari. Inilah salah satu rahasianya.
TEORI KONTRAK SOSIAL
Teori kontrak sosial
berkembang dan dipengaruhi oleh pemikiran Jaman Pencerahan (Enlightenment) yang
ditandai dengan rasionalisme, realisme, dan humanisme, yang menempatkan manusia
sebagai pusat gerak dunia. Pemikiran bahwa manusia adalah sumber kewenangan
secara jelas menunjukkan kepercayaan terhadap manusia untuk mengelola dan
mengatasi kehidupan politik dan bernegara. Dalam perspektif kesejarahan, Jaman
Pencerahan ini adalah koreksi atau reaksi atas jaman sebelumnya, yaitu Jaman Pertengahan.
Walau pun begitu, pemikiran-pemikiran yang muncul di Jaman Pencerahan tidaklah
semuanya baru. Seperti telah disinggung di atas, teori kontrak sosial yang
berkembang pada Jaman Pencerahan ternyata secara samar-samar telah diisyaratkan
oleh pemikir-pemikir jaman-jaman sebelumnya seperti Kongfucu dan Aquinas. Yang
jelas adalah bahwa pada Jaman Pencerahan ini unsur-unsur pemikiran liberal
kemanusiaan dijadikan dasar utama alur pemikiran.
Idea
atau gagasan tentang kontrak sosial (social contract) telah dikemukakan
oleh Plato, seorang filsuf Yunani (Greek) lebih 2500 tahun yang lalu dalam
tulisannya Republic. Ramai selanjutnya para pemikir besar bidang politik
dan hukum yang terkemudian, menerangkan dan mengembangkan lebih lanjut konsep
kontrak sosial ini, diantaranya adalah Hugo Grotius, Imanuel Kant, John Locke,
Jean Jaques Rousseau dan Thomas Hobbes.
Ahli-ahli
filsafat itu umumnya cenderung bersetuju tentang perlunya kontrak sosial atau
ikatan perjanjian antara eksekutif pemegang otoritas (pemimpin, wakil) dengan
rakyat (konstituen, para pemilih). Ide dasar kontrak sosial itu dibangun
berdasarkan tesis atau premis utama bahwa kekuasaan utama berdirinya suatu
negara terletak pada rakyat banyak (popular sovreignity) dan mandat
rakyat tersebut dapat ditinjau ulang, dibatalkan atau akan ada tindakan
tertentu bila salah satu pihak melakukan ‘pelanggaran kesepakatan’.
Hobbes (1588-1679)
Hobbes menyatakan bahwa secara
kodrati manusia itu sama satu dengan lainnya. Masing-masing mempunyai hasrat
atau nafsu (appetite) dan keengganan (aversions), yang menggerakkan tindakan
mereka. Appetites manusia adalah hasrat atau nafsu akan kekuasaan, akan
kekayaan, akan pengetahuan, dan akan kehormatan. Sedangkan aversions manusia
adalah keengganan untuk hidup sengsara dan mati. Hobbes menegaskan pula bahwa
hasrat manusia itu tidaklah terbatas. Untuk memenuhi hasrat atau nafsu yang
tidak terbatas itu, manusia mempunyai power. Oleh karena setiap manusia
berusaha untuk memenuhi hasrat dan keengganannya, dengan menggunakan power-nya
masing-masing, maka yang terjadi adalah benturan power antarsesama manusia,
yang meningkatkan keengganan untuk mati. Mengenai semua hal di atas, Hobbes
menulis sebagai berikut:
“So that in the first place, I
put for a generall inclination of all mankind, a perpetuall and restlesse
desire of Power after power, that ceaseth in Death. And the cause of this, is
not intensive delight, than he has already attained to; or that he cannot with
a moderate power: but because he cannot assure the power and means to live
well, which he hath present, without the acquisition of more.” [Thomas Hobbes,
Leviathan, Harmandsworth, Middlesex: Penguin Books Ltd., 1651, cetak ulang
tahun 1983, h. 161.]
Dengan demikian Hobbes
menyatakan bahwa dalam kondisi alamiah, terdapat perjuangan untuk power dari
manusia atas manusia yang lain. Dalam kondisi alamiah seperti itu manusia
menjadi tidak aman dan ancaman kematian menjadi semakin mencekam.
Karena kondisi alamiah tidak
aman, maka dengan akalnya manusia berusaha menghindari kondisi
perang-satu-dengan-lainnya itu dengan menciptakan kondisi artifisial (buatan).
Dengan penciptaan ini manusia tidak lagi dalam kondisi alamiah, tetapi sudah
memasuki kondisi sipil. Caranya adalah masing-masing anggota masyarakat
mengadakan kesepakatan di antara mereka untuk melepaskan hak-hak mereka dan
menstransfer hak-hak itu kepada beberapa orang atau lembaga yang akan menjaga
kesepakatan itu agar terlaksana dengan sempurna. Untuk itu orang atau lembaga
itu harus diberi hak sepenuhnya untuk menggunakan semua kekuatan dari
masyarakat.
Beberapa orang atau lembaga
itulah yang memegang kedaulatan penuh. Tugasnya adalah menciptakan dan menjaga
keselamatan rakyat (the safety of the people) [Hobbes: hal. 376]. Masyarakat
sebagai pihak yang menyerahkan hak-hak mereka, tidak mempunyai hak lagi untuk
menarik kembali atau menuntut atau mempertanyakan kedaulatan penguasa, karena
pada prinsipnya penyerahan total kewenangan itu adalah pilihan paling masuk
akal dari upaya mereka untuk lepas dari kondisi perang-satu-dengan-lainnya yang
mengancam hidup mereka. Di lain pihak, pemegang kedaulatan mempunyai seluruh
hak untuk memerintah dan menjaga keselamatan yang diperintah itu. Pemegang
kedaulatan tidak bisa digugat, karena pemegang kedaulatan itu tidak terikat
kontrak dengan masyarakat. Jelasnya, yang mengadakan kontrak adalah masyarakat
sendiri, sehingga istilahnya adalah kontrak sosial, bukan kontrak antara
pemerintah dengan yang diperintah.
Locke (1632-1704)
Locke memulai dengan
menyatakan kodrat manusia adalah sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi
berbeda dari Hobbes, Locke menyatakan bahwa ciri-ciri manusia tidaklah ingin
memenuhi hasrat dengan power tanpa mengindahkan manusia lainnya. Menurut Locke,
manusia di dalam dirinya mempunyai akal yang mengajar prinsip bahwa karena
menjadi sama dan independen manusia tidak perlu melanggar dan merusak kehidupan
manusia lainnya. Oleh karena itu, kondisi alamiah menurut Locke sangat berbeda
dari kondisi alamiah menurut Hobbes. Menurut Locke, dalam kondisi alamiah sudah
terdapat pola-pola pengaturan dan hukum alamiah yang teratur karena manusia
mempunyai akal yang dapat menentukan apa yang benar apa yang salah dalam
pergaulan antara sesama.
Masalah ketidaktentraman dan
ketidakamanan kemudian muncul, menurut Locke, karena beberapa hal. Pertama,
apabila semua orang dipandu oleh akal murninya, maka tidak akan terjadi
masalah. Akan tetapi, yang terjadi, beberapa orang dipandu oleh akal yang telah
dibiarkan (terbias) oleh dorongan-dorongan kepentingan pribadi, sehingga
pola-pola pengaturan dan hukum alamiah menjadi kacau. Kedua, pihak yang
dirugikan tidak selalu dapat memberi sanksi kepada pelanggar aturan dan hukum
yang ada, karena pihak yang dirugikan itu tidak mempunyai kekuatan cukup untuk
memaksakan sanksi.
Oleh karena kondisi alamiah,
karena ulah beberapa orang yang biasanya punya power, tidaklah menjamin
keamanan penuh, maka seperti halnya Hobbes, Locke juga menjelaskan tentang
upaya untuk lepas dari kondisi yang tidak aman penuh menuju kondisi aman secara
penuh. Manusia menciptakan kondisi artifisial (buatan) dengan cara mengadakan
kontrak sosial. Masing-masing anggota masyarakat tidak menyerahkan sepenuhnya
semua hak-haknya, akan tetapi hanya sebagian saja. Antara pihak (calon)
pemegang pemerintahan dan masyarakat tidak hanya hubungan kontraktual, akan
tetapi juga hubungan saling kepercayaan (fiduciary trust). [John Locke, “An
Essay Concerning the True Original, Extent and End of Civil Government,” dalam
Social Contract, London: Oxford University Press, 1960, h. 84.]
Locke menegaskan bahwa ada
tiga pihak dalam hubungan saling percaya itu, yaitu yang menciptakan
kepercayaan itu (the trustor), yang diberi kepercayaan (the trustee), dan yang
menarik manfaat dari pemberian kepercayaan itu (the beneficiary). Antara
trustor dan trustee terjadi kontrak yang menyebutkan bahwa trustee harus patuh
pada beneficiary, sedangkan antara trustee dan beneficiary tidak terjadi
kontrak samasekali. Trustee hanya menerima obligasi dari beneficiary secara
sepihak.
Dari pemahaman tentang
hubungan saling percaya dan kontraktual itu tampak bahwa pemegang pemerintahan
atau yang diberi kepercayaan mempunyai hak-hak dan kewenangan yang sangat
terbatas, karena menurut Locke masyarakatlah yang dapat bertindak sebagai
trustor sekaligus beneficiary.
Dari uraian Locke, tampak
nyata bahwa sumber kewenangan dan pemegang kewenangan dalam teori Locke
tetaplah masyarakat. Oleh karena itu kewajiban dan kepatuhan politik masyarakat
kepada pemerintah hanya berlangsung selama pemerintah masih dipercaya. Apabila
hubungan kepercayaan (fiduciary trust) putus, pemerintah tidak mempunyai dasar
untuk memaksakan kewenangannya, karena hubungan kepercayaan maupun kontraktual
sifatnya adalah sepihak. Kesimpulan demikian ini tentu amat bertolak belakang
dari kesimpulan yang dihasilkan oleh Hobbes.
Jean Jacques Rousseau (1712-1778)
Perspektif
filsafat Jean Jacques Rousseau (1712-1778) berpandangan bahwa manusia pada dasarnya adalah tidak baik dan tidak
juga buruk, bukan egois dan bukan altruis. Manusia hidup dengan polos dan
mencintai diri secara spontan. Kepolosan manusia itu terkoyak akibat
pergumulannya di tengah masyarakat yang egoistis. Karena rebutan sebidang
tanah, misalnya, manusia dengan mudah menumpahkan darah, saling berperang, dan
membunuh satu sama lain. Agar kepemilikan manusia terjamin kepastiannya,
dibatasi untuk tidak menjadi tak terbatas, bisa menghargai hak-hak satu sama
lain, dan bisa hidup berdampingan secara damai, maka Rousseau menggagas
perlunya kontrak sosial yang menjadi aturan main bersama agar tidak ada pihak
yang dirugikan. Sayangnya, kontrak itu tidak begitu jelas, apakah hanya semacam
niat baik atau kontrak yang harus tertulis. ‘hitam di atas putih’, berisi hak
dan kewajiban serta konsekuensinya secara rinci atau tidak?
JJ
Rousseau ketika berbicara tentang kontrak sosial (social contract),
tampak mengkaitkan kondisi perlunya keikutsertaaan rakyat untuk ikut menentukan
nasib dan masa depan mereka sendiri dengan para calon pemimpin dan wakilnya
yang akan duduk diberbagai posisi politik. Adanya Kontrak sosial, secara
kontekstual, telah melahirkan sentimen moral publik, untuk boleh menentang
setiap bentuk monopoli kebenaran dan kesewenang-wenangan terhadap masyarakat
atas nama kekuasaan. “…Raja Adil Raja Disembah; Raja Zalim, Raja
Disanggah…”. Kesadaran tentang otoritas warga negara tersebut, dengan
sendirinya melahirkan keniscayan dan telah memicu spirit kekritisan rakyat
pemilih, terhadap kesewenang-wenangan kekuasaan politik. Dalam prakteknya,
telah melahirkan revolusi sosial/revolusi politik di Perancis (1789), dengan
ciri ditegakkannya keadaaan umum atas dasar hubungan ‘kemerdekaan,
persamaan, dan persaudaraan’.
Filsafat
politik Roousseau, menurut Sabine, cenderung mengagungkan soal
perasaan moral dibandingkan cuma soal akal atau rasio. Roousseau beranggapan
bahwa kebajikan-kebajikan moral, ada terdapat pada rakyat biasa, dalam bentuk
yang murni yang ber-praxis diantara mereka, antara harapan dan kenyataan.
Rakyat biasalah yang merupakan umat manusia, sumber kekuasaan dan legitimasi
para wakil dan pemimpin. Apa yang tidak bersifat kerakyatan, kepentingan
elit tertentu, sebaiknya tidak perlu diperhitungkan dan bila perlu layak
dipertanyakan kepatutannya. Semua manusia adalah sama dalam semua barisan dan
lapisan. Barisan atau lapisan terbesarlah yang cukup patut untuk mendapat
kehormatan tertinggi untuk diperhatikan, mendahului yang tersedikit.
Gagasan
ini memang sudah mendapat kritik dan koreksi dari banyak pihak. Soal dampak
buruk tyrani mayoritas, misalnya, dikoreksi dengan penegakan hukum dan
demokrasi prosedural. Memang, faktanya belum tentu pihak yang terbanyak, itu
yang terbaik dan terbenar jalannya. Walaupun begitu ada yang setuju bahwa suara
rakyat terbanyak adalah suara Tuhan, yang telah mengalami proses uji coba dan
perbaikan diantara orang banyak itu sendiri.
Filsafat
sosial yang dikembangkan Roousseau antara lain adalah individualisme
sistematis, yang diadopsi dari pemikiran John Locke yaitu adanya nilai bahwa
setiap kelompok sosial terdiri atas upaya pencapaian kebahagian atau kepuasan
diri dan adanya perlindungan otoritas untuk mempunyai dan menikmati hak
milik setiap warga negara. Pada hakekatnya manusia tergerak untuk bekerja sama
disebabkan kepentingan dan keuntungan pribadi masing-masing, yang perlu
dihimpun sebagai kehendak umum bersama.
Keterlibatan Amerika Serikat di Timur Tengah
Timur
Tengah memiliki posisi geografis yang sangat penting bagi dunia karena kawasan
ini poros dari jalur duina antara benua eropa, asia, dan afrika. Selain
memiliki posisi geografis yang menarik, keunggulan timur tengah terletak pada
cadangan minyak yang mencapai 70% cadangan minyak dunia.
Tidak jauh berbeda dengan Inggris,
Portugal, Spanyol dan negara-negara Eropa lainnya pada masa kejayaan revolusi
industri, tiga abad silam. Amerika -dengan kemajuan hasil industri dan
teknologinya- sangat membutuhkan bahan-bahan baku dan bahan penopang lainnya.
Semua itu demi melanggengkan kegiatan industri dan ekonomi dalam negerinya.
Untuk
itu, pada tahun 1932-1934, ketika ditemukan sumber minyak di Bahrain, Saudi dan
Kuwait, Amerika mulai mengembangkan sayapnya di kawasan penghasil minyak
tersebut. Amerika kemudian berhasil mendapatkan konsesi untuk ikut memanfaatkan
hasil bumi itu.
Semenjak
saat itu, dan dilanjutkan pada masa presiden Roosevelt, Amerika memulai melakukan
kegiatan intervensinya yang dikemas dalam bentuk politik luar negeri. Semua itu
dilakukan dalam rangkamemperkokoh hegemoninya di kawasan berpenduduk mayoritas
muslim tersebut. Perlu diketahui, Roosevelt berpandangan bahwa kawasan Timur Tengah
adalah kawasan penghasil minyak raksasa di dunia.
Pada
tahun 1944, Roosevelt mengadakan negosiasi bersama duta besar Inggris, untuk
saling menggunakan minyak bumi Timur Tengah. “Minyak kawasan Persia adalah
milik kalian. Kita bagi bersama minyak Irak dan Kuwait. Sedangkan mengenai
Saudi Arabia, maka minyaknya adalah milik kita bersama”, tegas Roosevelt.
Sehingga pada tanggal 8 Agustus 1944, ditandatanganilah perjanjian
Inggris-Amerika, untuk saling memanfaatkan hasil minyak bumi Timur Tengah.
Sewaktu
Uni Soviet masih eksis, Amerika berusaha dengan sekuat tenaga untuk memperkecil
pengaruh ekspansi Uni Soviet di kawasan Timur Tengah. Amerika menerapkan
politik pengurungan dan penahanan gerak Uni Soviet (political containment).
Pada masa Reagan, Amerika mengumumkan kesediannya mensupport para tenaga perang
sukarelawan (freedom fighter) di seluruh dunia. Dengan menggunakan prinsip ini,
Amerika berhasil memberhentikan ekspansi Uni Soviet secara keseluruhan.
Secara
otomatis, ketika Uni Soviet runtuh pada awal 1990-an, Amerika mulai mengadakan
perubahan-perubahan dalam sistem politik luar negerinya. Semenjak saat itu
Amerika Serikat semakin leluasa menegaskan hegemoninya di kawasan Timur Tengah.
Terlebih dengan berdirinya negara Israel (1948), sebagai negara pertama yang
mengakui berdirinya Israel, Amerika lebih leluasa mempengaruhi
kebijakan-kebijakan politik beberapa negara di Timur Tengah. Berbagai
intervensi diterapkannya.
Faktor Kepentingan Amerika Serikat dalam Politik Timur Tengah
Kawasan timur tengah merupakan
kawasan yang strategis karena kawasan ini merupakan jalur pertemuan dari tiga
benua Asia, eropa dan afrika. Dalam perkembangan politik luar negerinya Amerika
Serikat sebagai negara adi daya secara terang-terangan telah terlibat dalam
gejolak politik dan keamanan di kawasan timur tengah. KeterlibataAmerika
Serikat dalam politik negara-negara di kawassan Timur Tengah memiliki beberapa
faktor kepentingan diantaranya; faktor ekonomi, faktor politik, keamanan dan
militer.
Kepentingan Politik
Kepentingan politikAmerika Serikat
di kawasan timur tengah tidak lain berlandaskan ideologi yang mereka anut.
Meminjam istilah james baker Amerika Serikat sering membanggakan diri sebagai
Champion of democracy (juara demokrasi) yang tentunya terus menyuarakan liberal
kapitalis dan berusaha membendung ideologi-ideologi yang bersifat sosialis
radikal. Oleh karenannya Amerika Serikat terus berusaha menjaga hubungan baik
dengan negara saudi arabia sebagai negara yang memiliki peranan penuh atas
kebijakan-kebijakan timur tengah. Meskipun uni soviet sebagai ancaman terbesar
Amerika Serikat dikawasan Timur Tengah dan asia telah tumbag dengan berakhirnya
perang dingin namun semangat persahabatan Amerika Serikat terhadap saudi arabia
tidak luntur hal ini menurut Sidik zatmika (2001; 187-188) adalah untuk
menghadapi dan membendung gerakan oleh kelompok-kelompok islam yang disebutnya
sebagai funddamentalis, ekstrimis, atau terorisme islam, hal inilah yang
menjadi alasan utama mengapa Amerika Serikat ikut campur dalam masalah-masalah
di timur tengah seperti masalah antara irak dan iran, serta masalah negara
mesir dan dukungannya terhadap israel.
Sementara menurut Mayor Inf Andy Irawan Ch,
S.Sos, yang merupakan Kasidokin Ditjakstra Strahan Kemhan RI keikut sertaan Amerika Serikat dalam
masalah di Timur Tengah tidak terlepas dari doktrin baru yang muncul paska
perang dingin yaitu perluasan hegemoni yang berlandaskan atas kaeyakinan bahwa
dunia baru akan dikuasai oleh liberalismenya amerika. Pendapat tersebut
beralasan, mengingat campurtangan Amerika Serikat terhadap urusan dalam negeri
atau antar negara bukan hanya di Timur Tengah namun banyak di kawasan lain
misalnya saja di korea dan vietnam yang dibahas dalam diskusi sebelumnya.
Kepentingan Ekonomi
Kebijakan
luar negeri suatu negara tidak dapat dilepaskan dari aspek ekonomi yang
mendasarinya. Jika melihat masalah yang dihadapi amerika faktor ekonomi sangat
berpengaruh dalam kebijakan luar negerinya di timur tengah, kawasan yang
memiliki lebih dari 70% cadangan minyak dunia. Sementara Amerika Serikat sendiri
hanya memiliki kurang dari 3% dari cadangan minyak dunia atau sekitar 30,4
milyar barel termasuk kawasan alaska dan artic.
Sebagai
konsumen minyak terbesar di dunia, Amerika Serikat sama sekali tidak
menggantungkan pada minyak timur tengah, hal ini di karenakan amerika memiliki
produsen minyak di dua kawasan di atas. Kepentingan Amerika Serikat didasarkan
agar tetap lancarnya suplai minyak di kawasan timur tengah dan dan terjaganya
hak-hak eksplorasi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat di kawasan itu.
Selain
dari minyak kepentingan ekonomi Amerika Serikat yang lain adalah penjualan
senjata yang dikenal melalui military industrial complex (MIC). Antara tahun
1970-an sampai 1981 Amerika Serikat merupakan pengekspor senjata terbesar
dunia. Sebagai kawasan yang rawan konflik Timur Tengah menerima suplai yang
cukup banyak terhitung tahun 1974 negara-negara Timur Tengah menyerap 57% dari
total senjata yang diekspor ke seluruh dunia hal ini menyebabkan keuntungan
yang luar biasa bagi Amerika Serikat mencnapai 10% atau mencapai 10 milyar USD.
Keamanan dan Militer
Hingga dewasa kini, ternyata teori
domino dan strategi pembendungan masih diyakini oleh para pengambil kebijakan
luar negeri Amerika Serikat. Mereka masih sangat percaya jika sebuah kawasan
dikuasai oleh musuh maka akan mudah kawasan-kawasan lain ditaklukan oleh musuh
pula. Misalnya saja jika mesir jatuh ketangan militan muslim, maka cepat atau
lambat kawasan afrika utara akan jatuh pula, jika iran jatuh ke tangan saddam
husein maka kawasan semenanjung arab akan jatuh pula dan untuk mengatasi
prediksi domino tersebut diperlukan strategi pembendungan.
AS
memandang Timur Tengah sebagai kawasan penting dan khusus karena kepentingannya
di teluk, samudra india dan afrika banyak ditentukan oleh kekuatan Amerika Serikat
di Timur Tengah. Tujuan Amerika Serikat sangat jelas yaitu memperkokoh
militernya dikawasan Timur Tengah, menekan gerakan-gerakan radikal, dan
memelihara status quo atas saluran minyak dari Timur Tengah, dan terutama
membendung kekuatan persatuan timur tengah dengan mendirikan basis-basis
militer yang sejatinya melanggar
Bentuk-bentuk Campur tangan Amerika Serikat di timur tengah
Bentuk dari campur tangan Amerika
Serikat dalam masalah-masalah di kawasan Timur Tengah cukup kompleks hampir
saja semua masalah internal maupun eksternal negara-negara di kawasan Timur
Tengah didalamnya ada campur tangan Amerika Serikat, misalnya saja masalah pemberontakan
militan di mesir, masalah revolusi iran, perang irak-iran, perang irak-kuwait, masalah
demokratisasi saudi arabia, dan banyak lagi masalah Timur Tengah yang
didalamnya terdapat campur tangan Amerika Serikat. Dalam makalah ini penyusun
mengambil sampel hubungan Amerika Serikat dengan saudi arabia sebagai negara
yang memiliki hegemoni besar di Timur Tengah, keterlibatan Amerika Serikat dalam
perang panjang Teluk, dan garis besar campur tangan Amerika Serikat di negara
lain.
Hubungan Amerika Serikat dan Saudi Arabia
Sejauh yang kita tahu, negara
Amerika Serikat adalah negara yang paling gontol
menyuarakan demokrasi, Amerika Serikat berusaha untuk menyuarakan
ke-demokrasi-annya ke seluruh lapisan dunia bahkan ia tidak segan melawannya
dengan militer, misalnya saja upaya-upaya Amerika Serikat dalam membendung
ideologi komunis, namun kenyataannya mengapa saudi arabia yang notabennya
berbentuk monarkhi absolut dan berkuasa secara otokrasi justru mendapat
perhatian baik dari as?. Untuk mengetahui latar belakang utama politik standard
ganda tersebut, kiraya kita tahu terlebih dahulu hubungan antara saudi arabia
dan Amerika Serikat.
Saudi arabia merupakan negara arab yang paling dekat dengan Amerika Serikat, politik luar
negeri Saudi Arabia didasari oleh tiga prinsip yaitu; pertama, kesamaan bahwa
keduanya anti komunis dan anti radikal-revolusioner; kedua, kesamaan tujuan
terciptanya stabilitas dan keamanan di kawasan teluk; dan yang ketiga,
keinginan terus mengalirnya minyak dari kawasan teluk ke negara-negara industri.
Ketiga kesamaan kepentingan inilah yang melandasi kedua pihak untuk tetap
menjalin hubungan baik secara komplementer, meskipundalam prakteknya Amerika
Serikat lebih berperan sebagai pahlawan keamanan terhadap integritas wilayah
sa.
Hubungan
antara Amerika Serikat dan Saudi Arabia dimulai dengan ditemukannya minyak
dikawasan timur semenanjung arabia. Pada 29 mei 1933 standard oil company dari
california memperoleh konsesi penambangan minyak selama 60 tahun dan memulai
perkembangan ekonomi Saudi Arabia yang mengalami krisis akibat depresi dunia.
Pengeboran minyak di Saudi Arabia semakin meluas diantaranya di dahram, damman,
abqaiq, dan abu hadriya, dan selanjutnya pemerintah samendirikan penambangan
dengan modal dari amerika dan inggris. Perusahaan-perusahaan asing ini bergerak
tanpa perlindungan Amerika Serikat, karena hingga 1940-an Amerika Serikat tidak
menganggap penting kawasan Amerika Serikat. Baru saat meletusnya pd II hubungan
antara Amerika Serikat dan Saudi Arabia semakin meningkat. Meskipun pemerintah
Saudi Arabia menetapkan posisi netral namun dalam prakteknya banyak kebijakan
Saudi Arabia yang menguntungkan sekutu seperti perijinan pendirian pangkalan
militer Amerika Serikat dikawasan Saudi Arabia meskipun perundingan ini di
rahasiakan untuk menjaga netralitas Saudi Arabia di mata dunia.
Hubungan
kedua negara semakin ditingkatkan terbukti pada 1942 tim pertanian Amerika
Serikat berusaha meningkatkan produktifitas kawasan oase al-kahrj, di susul dengan pelatihan militer
Saudi Arabia oleh Amerika Serikat dan inggris pada 1943.
Meskipun
hubungan kedua negara tersebut terus meningkat, dan perbedaan pandang ideologi
politik yang berbeda sama sekali tidak mengoyak hubungan mereka,
ketegangan-ketegangan kecil muncul dalam tema zionismee dimana Amerika Serikat berusaha
memasukkan 100 orang yahudi ke kawasan palestin tepatnya pada masa pemerintahan
trouman. Kebijakan tersebut mencundangi pernyataan kedua belah pihak tertanggal
16 agustus 1945 dan piagam resolusi PBB. Riak kecil ini tidak memutus hubungan
kedua pihak, bahkan setelah masalah ini selesai hubungan kedua negara semakin
erat.
Dalam
doktrin carter, dinyatakan bahwa Timur Tengah merupakan kawasan yang penting
bagi Amerika Serikat. Kepentingan Amerika Serikat berkisar pada:
- Mengusahakan agar sumber-sumber alam Timur Tengah tidak jatuh ketangan musuh
- Menjamin tersalurnya sumber-sumber alam penting bagi industri dan militer Amerika Serikat bersama sekutunya
- Menjaga mengalirnya keuntungan investasi dan usaha-usaha as
- Menjaga kredibilitas dengan memenuhi komitmen Amerika Serikat di Timur Tengah
- Meneruskan hak transit dan over flight bagi pesawat dan kapal laut
- Menjaga eksistensi penguasa-penguasa Timur Tengah yang menjadi sekutu Amerika Serikat
- Mempertahankan diri dari ancaman-ancaman kelompok yang membahayakan dominasi Amerika Serikat dan persekutuan barat di Timur Tengah.
Jika
kita melihat bahwa sangat terasa keanehan hubungan antara Ameriksa Srikat
dengan arab saudi, arab saudi yang berhaluan monarki absolut dengan menerapkan
sistem otokrasi bisa didukung oleh Amerika Serikat yang menyuarakan anti
otokrasi dan sebagai Champion of democracy dunia. Dengan putusnya hubungan
antaraAmerika Serikatdan arab saudi akan mempersulit upaya Amerika Serikat dalam
mengontrol politik timur tengah dan akan menurunkan hegemoni Amerika Serikat terhadap
Timur tengah. Oleh karenanya Amerika Serikat terus berupaya menjaga hubungan
baik dengan negara0negara Islam sementara di balik itu juga menjadi bagian dari
musuh negara islam dalam memandang konflik Palestine0Israel.
Campurtangan Amerika Serikat dalam perang teluk
Perang
Teluk I (Irak-Iran, 1980-1988)
Pada mulanya terjadi perselisihan
Iran-Irak. Perselisihan ini timbul setelah berkecamuknya pemberontakan kaum
Syiah di Karbala dan Najev. Akibat perselisihan itu, Irak mencabut kesepakatan
batas kedua negara di Aljazair (1975). Lalu Saddam Husein melakukan invasi
sebagai balasan untuk Iran atas pemberontakan kaum Syi’ah ke wilayah Iran.
Perselisihan
tersebut merupakan peluang empuk bagi Amerika untuk melakukan intervensi.
Dendam kesumat Amerika masih belum sirna, setelah revolusi Iran berhasil dengan
baik. Apalagi Amerika dan negara-negara Eropa lainnya juga merasa khawatir
impor minyak dari Iran terputus, karena perang saudara tersebut.
Selain
itu, usaha memecah belah kekuatan dua negara Islam tersebut juga tidak luput
dari target Amerika. Buktinya, Amerika Serikat menggagalkan usaha PBB untuk
menjatuhkan sangsi kepada rezim Saddam Hussein yang telah melakukan agresi.
Bantuan demi bantuan pun mengalir untuk Irak, dalam hal politik, ekonomi dan
militer. Anehnya, Amerika tidak hanya menyokong Irak untuk melakukan invasinya
terhadap Iran. Tetapi bersamaan dengan itu pula, melalui jalur Israel, Amerika
Serikat memberikan bantuan persenjataan dan militer kepada Iran.
Tidak
hanya itu, bantuan badan intelijen Amerika pun dikirimkan ke Irak, untuk
mempergunakan satelit bayangan Amerika. Semua itu demi membantu Irak
mengalahkan tentara Iran. Amerika Serikat tahu benar waktu itu, bahwa Irak
telah menggunakan senjata kimia terlarang untuk melawan tentara Iran. Amerika
juga memanfaatkan senjata kimia tersebut untuk melawan bangsa Kurdi. Bahkan hal
ini semakin memperbesar dukungan Amerika Serikat terhadap rezim Saddam Husein.
Di sisi lain Iran dituduh telah melakukan pembunuhan sadis.
Pada
tahun 1985-1988, Amerika secara rahasia mengirimkan bantuan persenjataan ke
Iran, berupa 1000 ton peluru anti-tank dan radar.
Pada
tahun 1987, Amerika mengirimkan armada lautnya ke teluk Persia untuk mencegah
Iran dari pemutusan minyak Irak. Selama patroli ini, kapal laut Amerika
menembak jatuh pesawat terbang reguler Iran dan menewaskan 290 penumpangnya. Di
tahun ini juga, Amerika mengirimkan armada lautnya untuk melindungi kapal-kapal
Kuwait, yang dipakai untuk mendukung invasi Irak. Juga untuk melancarkan
beberapa pertempuran bersenjata dengan pertahanan laut Iran dan membom daerah
pesisir negeri Iran.
Ketika
Irak menyerang kapal milik angkatan laut Amerika bulan Mei 1987, yang
menewaskan 37 pelaut, Amerika menerima alasan Irak bahwa kejadian tersebut
hanya semacam kecelakaan meskipun fakta mengatakan sebaliknya.
Perang
Iran-Irak usai 1988. Merasa mendapatkan kemenangan perang dan atas dasar
dukungan-dukungan Amerika terhadap Irak di atas, Saddam Husein semakin besar
hati. Ia berkeinginan untuk menguasai tetangganya, Kuwait. Maka terjadilah
perang Teluk.
Perang Teluk II (Irak Kuwait,1991)
Di
masa perang teluk ini, Amerikalah yang lebih mempunyai peran penting dalam
semua kejadian perang. Intervensi yang dilancarkannya demi menghancurkan kedua
kekuatan di Timur Tengah ini semakin halus dan mendapat tempat di kedua belah
pihak.
Semula,
Saddam Husein merasa bahwa Amerika akan berada di pihaknya. Untuk itu, ia
melaksanakan beberapa hubungan baik dengannya. Namun, harapan Irak hancur
ketika Amerika menganggap bahwa kekuatan Irak saat itu tidak memadai. Amerika
akhirnya dengan licik mengucurkan bantuannya kepada negara-negara Arab lainnya
untuk membantu Kuwait. Terlebih ketika Arab Saudi dan Kuwait meminta
bantuannya, disamping bantuan militer Perancis, Inggris dan beberapa negara
Arab sendiri.
Dalam
kesempatan ini, Amerika, yang dapat mempengaruhi PBB, memanfaatkan konflik yang
terjadi antar dua negara penghasil minyak ini untuk semakin menyatakan
hegemoninya di kawasan Timur Tengah. Amerika Serikat hendak menguatkan
genggamannya di teluk persia, menyalahkan kebijakan Irak dan menolak
berhubungan diplomatik dengannya. Kemudian menjatuhkan sangsi, dan
mempersiapkan penyerangan militer terhadap Irak secara besar-besaran.
Pada
bulan Januari 1991, Amerika bersama sekutunya meluncurkan operasi gurun badai
(Operation Desert Storm). 42 hari setelah itu, Amerika dan sekutu berencana
mengepung Irak dengan suplay 88000 ton bom. Target pengepungan ini adalah
menghancurkan pusat listrik dan air milik Irak. Di bulan Februari, Amerika dan
sekutu memulai peperangan darat selama 100 jam. Mereka mengirimkan tentara
bersenjata berat ke sebelah selatan Irak. Sehingga menewaskan sekitar 100.000
sampai 200.000 bangsa Irak.
Di
musim semi 1991, kaum syiah dan bangsa Kurdi di utara Irak berdemo melawan
pemerintahan Saddam Husein. Pada mulanya Amerika dan mendukung pemberontakan
ini. Namun kemudian mengkhawatirkan kerusuhan dan ketidakstabilan di kawasan
tersebut. Amerika Serikat akhirnya tidak mau membantu para pemberontak.
Keinginan mereka untuk menguasai persenjataan Irak tidak dikabulkan oleh
Amerika. Di sisi lain Amerika juga membiarkan Irak menyerang mereka.
Ketika
Irak menarik mundur kekuatannya dari Kuwait, Amerika bersama Inggris menuntut
pemberlakuan sangsi terhadap Irak. Irak dianggap telah melakukan
perusakan-perusakan. Walhasil Amerika kemudian memberlakukan zona larangan
terbang bagi Irak di wilayah utara dan selatan Irak. Semenjak perang teluk usai
sampai sekarang, Amerika masih menempatkan
17.000-24.000 tentaranya di teluk persia.
Intervensi
Amerika dan negara-negara Eropa, terasa atau tidak, sangatlah merugikan. Amat
banyak korban harta dan bahkan nyawa yang harus menjadi konsekuensi dari
perang. Banyak alibi Amerika untuk melegalkan intervensinya. Di antaranya
Amerika Serikat hendak mendapatkan minyak dan mencegah terjadinya boikot
kembali yang pernah dilakukan bangsa Arab terhadap negara-negara Eropa tahun
1973. Akan tetapi sebenarnya itu hanyalah satu dari alasan-alasan lainnya.
Bahkan, menurut Francis Boyle, seorang kolumnis Barat dalam makalahnya yang
bertema ‘Kejahatan Perang Internasional: Sebuah Usaha mencari Keadilan’ (27
Februari 2002) di Sekolah Hukum Albania, ia berpendapat bahwa gerakan intervensi
Amerika dalam peperangan di Timur Tengah tidak lain hanyalah salah satu gerakan
divide-and-conquer (farriq tasud) yang dilancarkan untuk memecah belah
kekuatan. Gerakan ini pada akhirnya ditujukan untuk menguasai dan memonopoli
minyak Timur Tengah, serta menyatakan hegemoninya terhadap kawasan tersebut.
Hubungan Amerika Serikat dan negara-negara Timur tengah lain
Upaya amerika dalam mempertahankan
hegemoni atas kawwasan timur tengah terus dipertahankan meskipun dalam prakteknya
acap kali terlihat politik muka dua Amerika Serikat. Untuk menjaga hegemoninya
Amerika Serikat tidak segan-segan memberikan bantuan dalam bidang ekonomi,
teknologi, dan persenjataan secara besar-besaran. Bahkan kebijakan Amerika
Serikat yang berkaitan dengan Timur Tengah banyak di nilai sebagai arah
provokasi.
Lewat
doktrinnya Eisenhower (5 Januari 1957), amerika mencoba masuk dan mulai
mencampuri urusan-urusan negara Timur Tengah. Doktrin yang diterapkan untuk
membendung masuknya komunis ini di anggap oleh sebagian negara teluk sebagai
campur tangan Amerika Serikat dalam kebijakan dalam negeri negara teluk. Memang
benar, Amerika Serikat pada masa itu lahir sebagai penjual senjata terbesar di
tengah-tengah konflik Timur Tengah. Tidak mengherankan jika Amerika Serikat justru
kembali menyerang siapa saja yang di anggap musuh meskipun hubungn bik
sebelumnya telah terjalin.
Dalam
memandang masalah-massalah di kawasan Timur Tengah Amerika Serikat mencoba
menempatkan diri sebagai pahlawan, dalam kasus pertikaian antara mesir dan
dunia arab, kedekatan Amerika Serikat dan Saudi Arabia turut berperan dalam
kebijakan-kebijakan yang di ambil negara Saudi Arabia. Bahkan Amerika Serikat di nilai bertindak
berlebihan dalam memandang masalah iran dan irak dimana Amerika Serikat mendiskreditkan
bahwa ia yang berhak menentukan kemana arah kedua negara tersebut berkembang.
Kaitannya
dengan revolusi islam di iran, Prinsip politik luar
negeri Iran pada era awal revolusi adalah La Syarqiyyah, La Gharbiyyah (tidak
timur, tidak barat). Akibat penerapan prinsip tersebut, Iran diisolasi oleh
”dunia internasional” atas propaganda Amerika Serikat. Hanya Suriah dan Libya
yang sejalan dengan Iran dalam perjuangan menentang Amerika Serikat. Pada
massa konflik timur tengah yang membagi Timur Tengah ke dalam dua poros ini
amerika bertindak sebagai teman dari irak dan negara-negara islam Timur Tengah
lain yang anti radikalisme. Tercatat Iran telah mempermalukan Amerika Serikat
dengan aksi penyanderaan 52 staf kedutaan besar Amerika Serikat di Teheran oleh
sejumlah mahasiswa revolusioner pada November 1979.
Revolusi islam ini bermaksud ingin menghapuskan
intervensi-intervensi barat di timur tengah. Namun hingga dewasa ini peran
Amerika Serikat yang dominan dalam PBB baik langsung maupun tidak tetap
berpengaruh dalam politik-politik luar negeri timur tengah.
Usainya perang dingin, merubah pola
percaturan politik dunia, hegemoni atas kawasan tertentu menjadi prestise mahal
bagi negara-negara barat, oleh karenanya intervensi-intervensi barat sebagai
negara-negara besar paska perang dingin mulai dilancarkan baik tersirat maupun
tersurat. Amerika serikat sebagai negara besar yang menjadi poros teknologi
militer dunia mulai masuk dan mengikutsertakan dirinya dalam masalah-masalah di
timur tengah.
Kepentingan
amerika serikat tersebut paling utama dilandaskan pada faktor ekonomi, di mana
kawasan timur tengah merupakan kawasan dengan 70% cadangan minyak dunia. Melalui
politik dominonya amerika mulai memecah belah negara-negara timur tengah,
lebih-lebih kuasanya atas PBB semakin memperlancar persebaran hegemoni Amerika
Serikat di kawasan ini.
Sampai
saat ini kebijakan-kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah sangat Dominan,
dengan mengatas-namakan Polisi Dunia Amerika Serikat terus menganggap bahwa
radikalisme kecil di timur Tengah adalah ancaman besar dunia.
Kiranya
kita bisa mengambil refleksi dari bahasan di atas bahwa berakhirnya perang
dingin bukan berarti mengakhiri kekejaman Perang di dunia, karena sepertinya
perang adalah sarapan pagi dunia dalam mencari siapa yang kuat, dia yang
berkuasa.
Syambodo, Rifan. 2010. perang teluk. Tersedia dalam http://warofweekly.blogspot.com/2010/09/perang-teluk.html
[20 April 2011]
Harsono,
Adi. 2002.perang teluk babak II: untuk siappa?. Tersedia dalam http://www.indosnet.com/files/perangteluk.pdf [20 April 2011]
Sudibjo,
Wisnu. 2008. Pangkalan Militer Amerika di Timur Tengah Bukti Nyata
Pengkhianatan Para Penguasa Arab. Tersedia dalam http://wisnusudibjo.wordpress.com/2008/06/21/pangkalan-militer-amerika-di-timur-tengah-bukti-nyata-pengkhianatan-para-penguasa-arab/ [20 April 2011]
Ja’far, Marwan. 2011. Diplomasi Minyak Timur Tengah.
Tersedia dalam http://economy.okezone.com/read/2011/04/28/
[20
April 2011]
http://zakariaelbilad.multiply.com/journal/item/26/IRAK_vs_AS_DALAM_KRISIS_TELUK_II
Cecep Zakarias El Bilad[20 April 2011]
Kalsum,
Umi. 2010. Wikileaks Bocorkan 400.000 Data Perang Irak http://www.vivanews.com/streaming/tvone [20 April 2011]
Anonim.
2010. Keterlibatan AS di Timur Tengah Semata-mata Untuk Minyak.
diakses dalam http://tempatbagibagi.blogspot.com/ [20 April 2011]
Seblang dan Tari Gandrung
“Gandrung”
apa yang terlintas dibenak anda saat mendengar kata itu? Cinta, tergila-gila,
atau apalah namanya…. Yang jelas di kota tempat saya dibesarkan kata tersebut
sangat familiar, terutama dikalangan etnis osing.
Secara administratif orang Osing bertempat tinggal di Kabupaten Banyuwangi, sebuah
kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau Jawa. Beberapa abad yang lalu, wilayah yang sekarang dikenal
sebagai Kabupaten Banyuwangi ini merupakan wilayah utama Kerajaan Blambangan.
Wilayah pemukiman orang Osing makin lama makin mengecil, dan jumlah desa yang
bersikukuh mempertahankan adat-istiadat Osing juga makin berkurang. Dari 21 kecamatan di Kabupaten Banyuwangi, tercatat
tinggal 9 kecamatan saja yang diduga
masih menjadi kantong kebudayaan Osing. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah Banyuwangi,
Giri, Glagah, Kabat, Rogojampi, Songgon, Singojuruh, Cluring, dan Genteng
(Sari, 1994:23).
Ritual Seblang
Fungsi Ritual
Makna Social Kultural Ritual Seblang
Tari
Gandrung
Makna Filosofis Tari Gadrung
Erotisme Tari Gandrung
Simpulan
Referensi
Identitas budaya suatu
masyarakat tertentu selalu menghadirkan pandangan stereotipe. Begitu pula
halnya dengan identitas budaya Osing. Orang Osing diprasangkai sebagai sosok
yang kasar (tidak punya tata krama), longgar dalam nilai, terutama yang terkait
dengan hubungan antarlawan jenis, dan memiliki ilmu gaib destruktif yang
disebut santet, pelet, sihir, dan sebangsanya (Subaharianto, 1996:3).
Di samping citra
negatif tersebut, orang Osing juga dikenal memiliki citra positif yang
membuatnya dikenal luas dan dianggap sebagai aset budaya yang produktif yaitu
1) ahli dalam bercocok tanam; 2) memiliki tradisi kesenian yang handal; 3)
sangat egaliter, dan 4) terbuka terhadap perubahan (Sutarto, 2003).
Tidak berbeda
dengan daerah lain di Jawa, Banyuwangi juga kaya dengan warisan budaya leluhur
yang masih tetap terpelihara dengan baik. Bersih desa yang selalu diadakan setiap tahun sekali pada
seluruh pedesaaan dan kelurahan di Banyuwangi cukup kuat disebut sebagai contoh
untuk hal ini. Pada tradisi selamatan desa itu, masing-masing wilayah memiliki
cara yang khas dalam tata cara pelaksanaannya. Desa Grogol Kecamatan Giri
misalnya, menyelenggarakan selametan desa dengan tontonan tradisional yang
didahului dengan do'a bersama di atas makam leluhur yang dilanjutkan dengan
ider bumi (keliling kampung) di malam harinya. Desa Boyolangu di Kecamatan ang sama melakukan do'a dan makan bersama di
dekat jalan menuju makam umum. Demikian juga malamnya, setelah maghrib warga
berkeliling kampung dengan mengumandangkan adzan di setiap persimpangan jalan.
Tata cara yang serupa juga terjadi di wilayah
kecamatan Giri yang lain seperti Penataban, Jambesari dan
Kelurahan Giri.
Sedikit berbeda
dalam menghormati leluhur yang telah berjasa membuka lahan
untuk pertanian dan permukiman adalah Desa Alasmalang, Bakungan,
Kemiren dan Olehsari. Di Alasmalang, selamatan desa dilakukan dengan mengadakan atraksi
Kebo-keboan. Yaitu beberapa orang dirias seperti kerbau untuk kemudian diarak
mengellilingi desa dengan membawa uba rampe dari hasil pertanian. Arak-arakan juga
dilakukan warga masyarakat Kemiren dalam tradisi selamatan desa, hanya saja di sini mereka
berjalan mengelilingi desa mengiringi Barong. Adapun di Bakungan dan Olehsari,
selamatan itu dilakukan dengan menggelar atraksi Seblang. Seluruh ritual budaya ini
selain sebagai wujud ekpresi keberagamaan juga menandakan dekatnya masyarakat
dengan alam kehidupannya.
Ritual Seblang
Masyarakat
Osing sebagai pewaris dari kebudayaan bumi Blambangan pada dasarnya memiliki
banyak hasil kebudayaan yang menarik untuk dikaji, salah satunya ritual tari
Seblang dan tari Gandrung yang merupakan ikon kota paling
ujung pulau jawa ini. Ritual tari Seblang sendiri sampai sekarang masih
dilestarikan oleh etnis pemiliknya, sebelumnya tradisi ini dilaksanakan oleh hampir
seluruh warga etnis Osing di tanah Blambangan namun seiring berkembangnya
tradisi-tradisi modern tradisi ini hingga saat ini hanya dua desa saja yang masih
melaksanakan upacara ini.
Konsep
Ritual Seblang
Ritual
tari Seblang adalah upacara ritual bersih desa atau selamatan desa yang
diselenggarakan setahun sekali dan kemungkinan dianggap sebagai pertunjukan
yang paling tua di Banyuwangi (Scholte, J., 1927: 149-50; Wol- bers, P.A.
1992:89; 1993:36).
Ritual Seblang
sebagai ekspresi simbolik masyarakat petani pedesaan, khususnya masyarakat Olehsari
dan Bakungan. Ritual ini berkaitan dengan kepercayaan terhadap roh leluhur yang
dianggap sebagai cikal bakal masyarakat setempat maupun para dhanyang, yaitu sejenis roh yang
menguasai dan menjaga desa yang diyakini hidup berdampingan.
Upacara Seblang
diselenggarakan sebagai ungkapan rasa terima kasih atas panen yang berhasil,
kesuburan tanah, keselamatan warga desa, penyembuhan penyakit, penghormatan leluhur, dan mengusir roh-roh jahat yang mengganggu ketentraman
desa. Ritual Seblang tersebut dianggap sebagai salah satu bentuk praktek
sosial, semacam wadah untuk mempertemukan berbagai aspek kehidupan sosial dan
pengalaman perseorangan untuk memperkecil ketidakpastian, ketegangan, dan
konflik (Geertz, 1989:13).).
Pertunjukan tari Seblang
merupakan acara inti selama upacara berlangsung. Tari Seblang yang berasal dari
ritual pra-Hindu adalah tarian kejiman
atau tarian trance yang ditarikan
oleh seorang gadis atau seorang wanita dewasa dalam keadaan tidak sadarkan diri
karena kemasukan roh leluhur. Pertunjukan tari dengan penari yang tidak
sadarkan diri ini mirip dengan tari Sanghyang
di Bali, Sintren di Jawa Barat, tari Bissu di Sulawesi Selatan, maupun
pertunjukan Nini Thowog. Gerakan tari
Seblang merupakan pantulan kekuatan bawah sadar yang lahir dari rasa ketakutan
dan hormat yang tinggi terhadap kekuatan dan kekuasaan di luar diri manusia, di
samping sugesti yang magis, pantulan asap dupa, mantra, dan nyanyian mistis
berbaur menjadi dasar ungkapan ritme yang merupakan unsur utama tari
(Murgiyanto dan Munardi, 1990:17).
Pelaksanaan
ritual
Ritual tari Seblang masih dilaksanakan di dua
desa dikecamatan Glagah yaitu di desa Bakungan dan Olehsari. tari Seblang di
dua desa tersebut berbeda waktu pelaksanaannya, di desa Olehsari
diselenggarakan satu minggu setelah Idul Fitri, sedangkan di desa Bakungan yang
bersebelahan, diselenggarakan seminggu setelah Idul Adha. Dalam makalah ini
yang menjadi sasaran adalah ritual Seblang didesa Olehsari.
Proses upacara Seblang
di Olehsari mempunyai ciri khas dan ketentuan tersendiri. Ciri khas pertama
yaitu waktu pelaksanaan ada ketentuannya dan terpilih. Hari pelaksanaan upacara
selalu ditentukan pada hari Senin atau Jum’at di awal bulan Syawal. Pelaksanaannya
antara jam 14.00 sampai kira-kira jam 16.30. Menurut informasi, dulu acara ini
dilaksanakan pada awal tahun Hijriyah (Suro-Jawa), kemudian atas petunjuk
bisikan leluhur dirubah pada bulan Syawal (Sutarto, 2006 ; 3). Upacara ritual
ini dilaksanakan sepekan berturut-turut dan setelah upacara selesai dalam satu
pekan, tepatnya pada hari kedelapan, para pendukung yang dalam hal ini
pesinden, penari dan ibunya harus melakukan siraman dengan maksud mengembalikan
para roh yang menempel di jasad ke alam asalnya. Kemudian setelah semuanya
usai, baru mereka bersama tetangga sekitar lokasi siraman melakukan selametan
dengan do’a bersama dengan cara-cara islami.
Ketentuan yang
kedua mengenai lokasi upacara. Lokasi penyelenggaraan upacara Seblang harus
diadakan di desa Olehsari, tidak boleh dan tidak bisa dilaksanakan di
luar.Dalam hal ini masyarakat setempat selalu teringat peristiwa 80-an yang
mementaskan Seblang di kota Banyuwangi. Akibatnya, sang penari tak mau sadarkan
diri hingga pagi hari. Berhubungan dengan masalah lokasi, tempat ritual harus
menghadap ke timur dan harus ada bangunan kecil yang disebut tarub. Selain itu
ada tempat duduk khusus bagi penari dan pesinden yang berada sedikit di
belakang payung besar yang disebut payung agung. Pada acara ini, tepatnya di hari terakhir penari
bersama seluruh pendukung acara harus berputar mengelilingi desa sambil menari
kemudian berhenti di balai desa, berjalan dan berhenti lagi di makam Mbah Bisu,
dilanjutkan menari sambil terus berjalan sampai ke lokasi awal pemberangkatan
(Misadi, 15 September 2010).
Ketentuan ketiga
berkaitan dengan pelaku upacara, lebih khusus penari. Dalam ritual Seblang ini,
para pelaku harus dipilih dan ditentukan menurut adat yang berlaku. Pemimpin
upacara dipilihkan orang yang dianggap mampu memimpin jalannya upacara.
Saleh (Mbah Saleh) adalah dukun ”khusus” di desa Olehsari
yang dipercaya oleh masyarakat menjadi pimpinan, yaitu untuk ngutugi dan ngundang roh alus. Dalam
pertunjukkan tari, Saleh selulu membawa prapen
(tempat untuk membakar kemenyan atau anglo)
dan mengunyah kemenyan, kemudian ia mengasapi penari sebagai santapan dan
minumannya, “caos
dhahar” katanya.
Selain sebagai
pengutug Saleh juga sebagai pengundang. Maksudnya, ia selain bertanggungjawab
dalam upacara juga bertanggung jawab pada masalah-masalah yang berkaitan dengan
roh halus terutama ketika pertunjukan tari akan dimulai dan
diakhiri. Sebelum penari melakukan gerak tari terlebih dahulu dilakukan acara
ngundang roh halus supaya merasuk ke sukma penari Seblang. Saat ngutugi
untuk mengundang roh ini ada mantra yang dibaca sebagai berikut :
Kang ana ring pecemengan sembulungan
Kang ana ring Bali Anggenan
Kang ana ring Watudodol
Kang ana ring Antogan ring weringin
Mbah Jalil, Buyut Ketut, para Alus
Kang petang pucuk papat tekoho merene, Mbah Jalil Gandrungan
Aji Anggring, Buyut Saridin, kang ana ring Kawah Ijen sang pengutug
Mereneyo dianteni ring pendopo agung (Saleh, 14 September 2010).
Penari yang
dipilih harus mempunyai
garis keturunan dari seorang penari Seblang. Garis keturunan itu bisa dari ibu atau bapak yang penting memiliki
darah dari para sesepuh ritual ini. Adapun kesucian, yang berarti belum pernah
menstruasi,
atau belum pernah bersuami, pada masa sekarang ini bukan menjadi masalah.
Terbukti beberapa kali penari Seblang justru terpilih dari seorang janda yang
masih muda. Para penarinya dipilih secara supranatural oleh dukun setempat, dan
biasanya penari harus dipilih dari keturunan penari Seblang sebelumnya. Di desa
Olehsari, penarinya haruslah gadis yang belum akil baliq, sedangkan di Bakungan,
penarinya haruslah wanita berusia 50 tahun ke atas yang telah mati haid
(menopause).
Pelaku yang lain
seperti pembuat omprok, perias, penabuh, dan pendamping penari adalah
orang-orang khusus yang dipilih dengan dasar adat masyarakat Olehsari.
Orang-orang tersebut, selain mempunyai skill di bidangnya masing- masing juga
masih ada jalinan keluarga dengan para sesepuh yang merupakan pelaku upacara Seblang
terdahulu. Ketentuan lain, mereka harus berdomisili di desa Olehsari.
Tata cara dan
ketentuan lain yang juga merupakan ciri khas sebuah upacara ritual adalah sajen
(sesaji)
yang merupakan syarat pokok yang
tidak boleh ditinggalkan. Untuk menyediakan sajen ini, sehari sebelum
pelaksanaan upacara sudah harus dipersiapkan lebih dulu mengingat banyaknya
sajen dan banyaknya macam uba rampe yang harus disajikan.
Sesaji yang dibuat merupakan memiliki banyak jenis
seperti sajen buangan, yang
artinya sesaji tersebut dibuang atau dihantarkan ke tempat-tempat keramat
seperti di sumber mata air dan pemakaman. Sesaji buangan ini diteliti dan dimantra-mantrai oleh
sang dukun sebelum upacara berlangsung. Sajen ini terdiri dari : kembang telon,
yang terdiri dari bunga kanthil, kenanga dan mawar. Sajen ini juga berupa
kepala ayam, brutu ayam, jeroan, sayap dan kaki ayam. Di samping itu,
sajen-sajen tersebut disertai pula ragi kuning dan air dalam cangkir atau gelas
kecil. Sajen
kedua berupa buah-buahan (rujakan) dan kinangan. Jenisnya berupa jambu, kedondong,
nanas, mentimun, belimbing, jeruk, pisang mas, rambutan, manggis, buah sirsat
dan air dalam kendi, sedangkan kinangan berupa wadah kinangan dan perabotnya.
Sajen ini
ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan.yaitu di bawah atap atau di atas tempat
duduk pesinden. Sajen ketiga disebut sajen peras yang terdiri dari: satu buah
kelapa yang telah dikupas kulitnya, dua tangkep pisang raja, satu tangkep gula
jawa, dan ragi kuning. Sajen ini penempatannya di bawah payung agung atau
dibawah gong. Sajen peras, sajen rujakan, dan sajen kuningan semuanya disebut
sajen cawisan Selain dari sajen-sajen tersebut di atas, masih ada sajen yang
harus disajikan di tarub.
Sajen tersebut
berupa buah-buahan, biji-bijian, sayur-sayuran, obat-obatan tradisional (empon-empon),
dan bunga-bungaan. Semua itu digantung di atas pesinden atau tergantung pada
atap tarub. Sesaji ini biasa disebut dengan para bungkil. Sajen-sajen itu semua
nantinya diperebutkan oleh penonton maupun para pelaku setelah acara selesai.
Hal ini dimaksudkan sebagai ngalap berkah atau ngelorot dari benda-benda yang dipakai
dalam upacara.
Musik pengiring Seblang
hanya terdiri dari satu buah kendang, satu buah kempul atau gong dan dua buah
saron. Sedangkan di Olehsari ditambah dengan biola sebagai penambah efek
musikal. Dari segi busana, penari Seblang di Olehsari dan Bakungan mempunyai sedikit
perbedaan, khususnya pada bagian omprok atau mahkota.
Tari Seblang ini
dimulai dengan upacara yang dibuka oleh sang dukun desa atau pawang. Sang
penari ditutup matanya oleh para ibu-ibu yang berada dibelakangnya, sambil
memegang tempeh (nampan bambu). Sang dukun mengasapi sang penari dengan asap dupa
sambil membaca mantera. Setelah sang penari kesurupan (tak
sadarkan diri atau kejiman dalam istilah lokal), dengan
tanda jatuhnya tempeh tadi, maka pertunjukan pun dimulai. Si Seblang yang sudah
kejiman tadi menari dengan gerakan monoton, mata terpejam dan mengikuti arah
sang pawang atau dukun serta irama gendhing yang dimainkan. Kadang juga
berkeliling desa sambil menari. Setelah beberapa lama menari, kemudian si Seblang
melempar selendang yang digulung ke arah penonton, penonton yang terkena
selendang tersebut harus mau menari bersama si Seblang. Jika tidak, maka dia
akan dikejar-kejar oleh Seblang sampai mau menari.
Dan dipercaya mereka yang menolak akan memperoleh musibah atau kasengsaran.
Fungsi Ritual
Ritual Seblang
memiliki banyak fungsi bagi masyarakat penganutnya, yaitu antara lain:
Sebagai
sarana bersih desa
Upacara Seblang
memiliki fungsi sebagai sarana bersih
desa atau slametan dalam istilah
jawa. Seperti halnya bersih desa di tempat lain di jawa bersih desa melalu
ritual Seblang ini ditujukan agar kehidupan satu tahun kedepan desa Olehsari
selalu dilimpahkan kebahagiaan, dan ketentraman serta keamanan desa. Selain itu
dipercaya ritual ini sebagai sarana tolak balak.
Sebagai
pengundang kesuburan
Ritual Seblang
juga difungsikan sebagai sarana untuk mengundang kesuburan, hal ini dikarenakan
mayoritas penduduk desa adalah masyarakat agraris dan dalam kosmologi jawa
dipercaya adanya dewi kessuburan (Dewi Sri di Jawa Timur dan Jawa Tengah, dan Nini
Towog di Jawa Barat) melalui ritual Seblang ini diharapkan pada masa panen akan
mendapatkan hasil yang melimpah
Sarana Pengobatan Penyakit
Bukan
rahasia umum bahwa ritual-ritual di daerah jawa yang segender dengan ritual Seblang,
sesajian yang diperebutkan dipercaya dapat memberikan kebahagian, dan kesehatan
dan bahkan lebih dari itu ada keyakinan dapat digunakan untuk mempermudah
jodoh. Sehingga Seblang juga difungsikan sebagao sarana pengobatan masyarakat
pendukungnya
Penghormatan Leluhur
Alasan
utama Seblang masih dapat menjaga eksistensinya adalah rasa hormat penduduk
akan leluhur mereka, mereka percaya dengan memanjatkan do’a-do’a bagi leluhur
akan mempermudah mewujudkan cita-cita desa atas kehendak Tuhan YME.
Hiburan Roh Halus
Fungsi yang terakhir adalah sebagai hiburan,
karena eksotisme ritual Seblang baik secara langsung atau tidak telah menarik
wisatawan domestic dan bahkan asing untuk turut menyaksikannya. Hal ini
dikarenakan meskipun penuh dengan aroma mistis, dan sendu (lewat tembang yang
dilantunkan) ritual Seblang dapat menghibur dengan tingkah polah penari yang
sedang kesurupan.
Makna Social Kultural Ritual Seblang
Tari Seblang masih
dilestarikan hingga saat ini berkaitan dengan makna social-cultural yang terssimpan
dibalik pelaksanaan ritual ini. Meskipun sebagian besar masyarakat penganutnya
telah beragama islam namun mereka beranggapan bahwa mereka harus
melestarikannya sebagai warisan budaya. Toh, dunia ini berisi mahluk yang
Nampak dan tak Nampak. Mereka beranggapan agar kehidupan ini selaras mereka
harus dapat berdampingan antara yang Nampak dan tak Nampak. Secara filosofis
ritual Seblang dipercaya dapat menyelaraskan kehidupan antar sesame manusia,
alam, mahluk ghoib yang mendiami desanya.
Sebagai siklus yang
dianggap sakral, upacara Seblang sarat dengan simbol-simbol yan\g
mengelilinginya. Hal ini terlihat dari ciri-ciri khas dalam pelaksanaannya,
seperti: (1) waktu upacara harus merupakan waktu terpilih; (2) tempat
penyelenggaraan upacara harus tempat terpilh; (3) orang yang diupacarakan harus
dalam keadaan bersih secara spiritual; (4) upacara harus dipimpin oleh orang
terpilih; dan (5) sesaji merupakan pe- lengkap upacara yang tidak boleh
ditinggalkan (Soedarsono, 1990:4). Se- lain itu, simbol-simbol dapat terlihat
dari setiap tahapan yang harus dilalui pelaku Seblang selama upacara
berlangsung. Simbol bagi Ricoeur diru- muskan sebagai sejenis struktur yang
signifikan yang mengacu pada se- suatu secara langsung dan mendasar dengan
makna literal dan ditam- bahkan lagi dengan makna yang lain, yakni makna yang
mendalam (secondary meaning) dan figuratif. Hal ini dapat terjadi apabila
menembus makna yang yang pertama (1988:12).
Tari
Gandrung
Sejarah Tari Gandrung
Menurut catatan
sejarah, Gandrung pertama kalinya ditarikan oleh para lelaki yang didandani
seperti perempuan dan, menurut laporan Scholte (1927), instrumen utama yang
mengiringi tarian Gandrung lanang ini adalah kendang. Pada saat itu, biola
telah digunakan. Namun demikian, Gandrung laki-laki ini lambat laun lenyap dari
Banyuwangi sekitar tahun 1890an, yang diduga karena ajaran Islam melarang
segala bentuk transvestisme atau berdandan seperti perempuan. Namun, tari Gandrung
laki-laki baru benar-benar lenyap pada tahun 1914, setelah kematian penari
terakhirnya, yakni Marsan.
Menurut sejumlah
sumber, kelahiran Gandrung ditujukan untuk menghibur para pembabat hutan,
mengiringi upacara minta selamat, berkaitan dengan pembabatan hutan yang
angker.
Gandrung
wanita pertama yang dikenal dalam sejarah adalah Gandrung Semi, seorang anak
kecil yang waktu itu masih berusia sepuluh tahun pada tahun 1895. Menurut
cerita yang dipercaya, waktu itu Semi menderita penyakit yang cukup parah.
Segala cara sudah dilakukan hingga ke dukun, namun Semi tak juga kunjung
sembuh. Sehingga ibu Semi (Mak Midhah) bernazar seperti “Kadhung sira waras, sun dhadekaken Seblang, kadhung sing yo sing”
(Bila kamu sembuh, saya jadikan kamu Seblang, kalau tidak ya tidak jadi).
Ternyata, akhirnya Semi sembuh dan dijadikan Seblang sekaligus memulai babak
baru dengan ditarikannya Gandrung oleh wanita.
Tradisi Gandrung
yang dilakukan Semi ini kemudian diikuti oleh adik-adik perempuannya dengan
menggunakan nama depan Gandrung sebagai nama panggungnya. Kesenian ini kemudian
terus berkembang di seantero Banyuwangi dan menjadi ikon khas setempat. Pada
mulanya Gandrung hanya boleh ditarikan oleh para keturunan penari Gandrung
sebelumnya, namun sejak tahun 1970-an mulai banyak gadis-gadis muda yang bukan
keturunan Gandrung yang mempelajari tarian ini dan menjadikannya sebagai sumber
mata pencaharian di samping mempertahankan eksistensinya yang makin terdesak
sejak akhir abad ke-20.
Sebenarnya kesenian
Gandrung merupakan suatu wujud tarian terima kasih para masyarakat desa kepada
dewi padi atau dewi Sri karena telah melimpahkan hasil panen yang melimpah.
Seorang
penari Gandrung yang tergabung dalam kelompok kesenian Gandrung banyak hidup
sendiri dan kurang disukai oleh masyarakat. Citra buruk
Gandrung di era 70 – 90an masih sangat erat melekat dalam diri Gandrung.
Dijadikannya Gandrung sebagai prostisusi terselubung oleh sekelompok orang
semakin menyudutkan posisi Gandrung. Selain itu juga banyak penari Gandrung
yang menjadi simpanan pejabat dari pejabat tingkat desa sampai kabupaten.. Noda
itulah yang mencemari citra Gandrung, padahal tidak semua penari Gandrung
berbuat buruk (Dedy Luthan, 1990 : 19)
Menurut Wiwik
Sumartin dan Sudarti yang merupakan Gandrung senior di Banyuwangi, kesakralan
kesenian Gandrung dari tahun ketahun semakin memudar. Tari Gandrung yang
diyakini mempunyai pertalian erat dengan tari Seblang Bakungan menjadi tarian biasa yang tidak memerlukan
ritual tertentu. Padahal pada jaman dahulu sampai tahun 2000-an seorang penari Gandrung
apabila mau melakukan suatu pertunjukan maka terlebih dahulu melakukan
ritual-ritual khusus seperti, Puasa putih 1 – 3 hari. Nyekar di makam almarhum
Semi sebagai pemrakarsa Gandrung perempuan pertama. Melakukan ritual ringan
yang lain seperti berdoa bersama dan luluran menggunakan syarat-syarat tertentu.
Proses pertentangan
budaya Gandrung dengan budaya islam terjadi dalam berbagai kesempatan. Dalam
tahun 1996 sempat terjadi kontak sosial masyarakat yang menolak pembangunan
patung Gandrung di depan pelabuhan ketapang Banyuwangi tepatnya di sebrang jalan
masjid ketapang (Novi Anoegrajekti, 2007 :72). Hal ini membuktikan bahwa agama
dan budaya islam sangat bertentangan dengan budaya dan kesenian Gandrung. Namun
perbedaan pandangan tersebut dapat terselesaikan dengan proses penyelarasan
pendapat tentang kesenian Gandrung. Hal ini demi kemajuan kesenian daerah yang
berdampak juga bagi kemajuan suatu daerah.
Tahun 1997-2002
merupakan masa transisi kesenian Gandrung, dimana kesenian Gandrung mencoba
mengubah image masyarakat tentang cerita buruk kesenian Gandrung tempo dulu. Di
masa ini kesenian Gandrung Banyuwangi sangat jarang muncul dipublik. Kalaupun
ada itupun berada diluar wilayah Banyuwangi. Namun segi budaya, Gandrung
memberikan banyak masukan bagi kabupaten Banyuwangi. Sebagai kesenian daerah Banyuwangi,
Gandrung banyak memperkenalkan budaya Banyuwangi lewat berbagai penampilannya
di berbagai daerah.
Pada periode 2002 –
2006, diskriminasi yang dilakukan masyarakat terhadap penari Gandrung menjadi
terkikis dan menghilang. Hal ini disebabkan selain adanya pengakuan terhadap
kesenian Gandrung, juga merupakan dampak dari pergeseran Gandrung dari kesenian
rakyat menjadi kesenian elit daerah Banyuwangi. Penari Gandrung sendiri
mengalami perkembangan dimana sebelum tahun 1996 penari Gandrung adalah seniman
Gandrung yang benar-benar penari Gandrung sejak kecil, pada periode 1997 – 2002
penari Gandrung banyak didominasi pelajar sekolah menengah atas atau kelompok
remaja putri, sedangkan pada periode tahun 2002 – 2006 penari Gandrung adalah
remaja putri yang banyak yang berpendidikan tinggi seperti dari perguruan
tinggi dan anak-anak kecil dari sekolah dasar. Kalaupun ada penari Gandrung
lainnya adalah penari Gandrung hasil dari pendidikan Gandrung dalam acara meras
Gandrung yang diadakan tiap tahun.
Pada pemerintahan
Ratna Ani Lestari berlangsung proses multikultural yang menekankan pada
identitas lokal Osing yang berdampingan dengan budaya local daerah lain. Hal
tersebut tampak dalam parade kesenian dalam peringatan ulang tahun Banyuwangi,
dimana Gandrung tampil bersama dengan berbagai macam adat dan budaya daerah
lain seperti Bali, Madura dan Surabaya serta Ponorogo. Multikultural mempunyai dampak positif bagi
perkembangan Gandrung karena Gandrung dapat belajar dari kesenian daerah lain
dalam hal proses pengembangan dan pemasyarakatan Gandrung ( Novi Anoegrajekti,
2007 : 38)
Makna Filosofis Tari Gadrung
Secara
filosofis tari Gandrung memiliki arti yang semi-sakral karena pada awal
kemunculannya seorang penari Gandrung harus melakukan ritual-ritual khusus yang
harus dilaksanakan seperti puasa mtih 3 hari, berziarah ke makam Mbah semi dan
ritual lain. Pada dasarnya tari Gandrung merupakan perwujudan kecintaan
masyarakat Blambangan pada dewi padi atau dewi Sri. Berbeda dengan tari Seblang yang dibawakan oleh gadis dibawah umur atau perempuan
yang telah menopause, sebagai tari pergaulan tari Gandrung dibawakan oleh gadis
belia atau janda. Ada aspek penting dalam tradisi Gandrung, gadis ataupun janda
yang menjadi penari Gandrung harus meninggalkan profesinya jika telah menikah.
Hal ini dikarenakan makna filosofis kata Gandrung harus benar-benar terwujud
sehingga penari tersebut benar-benar menemukan cintanya dan dapat terwujud
perkawinan yang harmonis, namun tidak sedikit juga penari Gandrung yang memilih
menjadi perawan tua untuk menjaga eksistensinya sebagai penari Gandrung.
Terdapat
sumber lain pula yang mengisahkan bahwa tari Gandrung yang berdasarkan kata Gandrung
merupakan perwujudan kekecewaan rakyat Blambangan atas keserakahan
kerajaan-kerajaan di nusantara. Bumi Blambangan
(mencakup Lumajang, Jember, Bondowoso, situbondo dan pusatnya di Banyuwangi)
yang digambarkan sebagai sosok wanita cantik yang selalu diperebutkan oleh
kerajaan-kerajaan di nusantara. Hal ini dapat dilihat dari sejarah negari Blambangan
dimana setelah lepas dari majapahit, tidak serta merta merdeka karena
ancaman-demi ancaman manghantui negari blambagan. Tercatat kerajaan Demak, Mataram,
dan kerajaan-kerajaan di Bali berusaha menaklukan bumi Blambangan.
Dalam sebuah buku yang diterbitkan DKB 2003 disebut
bahwa: “Kesenian Gandrung tidak lain adalah gambaran perlawanan kebudayaan
sebuah masyarakat (Osing). Perlawanan terhadap berbagai ancaman, baik yang
bersifat fisik maupun pencitraan negatif yang berulang kali terjadi dalam
kesejarahan masyarakat Osing.” (hal. 62). Dan gambar perlawanan itu hanya
tampak dalam sebuah pertunjukan yang menyajikan babak-babak secara sempurna
(jejer, paju, dan Seblang-Seblang), lagu-lagu “asli” Gandrung atau lagu-lagu Osing,
tari ukir-kawin atau prapatan, musik bukan Jawa dan bukan pula Bali, dan bersih
dari minuman keras.
Komunitas Osing, begitu hasil-hasil penelitian
menyebutkan, mempunyai sejarah panjang di mana mereka berada dalam tekanan
struktural politik dan kultural yang menyudutkan. Majapahit, Demak, Mataram,
Buleleng, dan VOC adalah pusat-pusat kekuasaan politik yang menginvasi dan
memperebutkan Banyuwangi dengan implikasi serius bagi penduduknya. Perlawanan
keras Menakjinggo terhadap Majapahit bukan saja dianggap bukti pembangkangan
politik tetapi juga sekaligus mewariskan tafsir, konstruksi, stereotipe, bahkan
stigma terhadap komunitas Osing. Prototipe Menakjinggo dalam ketoprak Mataram
yang buruk rupa merupakan pencitraan negatif terhadap Osing yang menganggapnya
sebagai tokoh legendaris yang selalu membela rakyat. Begitu pula
ungkapan-ungkapan “tukang santet”, “pemalas”, “ekslusif”, dan seterusnya yang
berkembang luas di kalangan masyarakat Jawa.
Erotisme Tari Gandrung
Tari Gandrung memang dipandang sebagai tari yag erotis, meskipun
pada dasarnya unsur-unsur erotis tersebut kurang dapat ditemukan dalam tarian Gandrung.
Kesan erotis ini muncul seirng pergeseran tari Gandrung dari sacral lebih kearah tari
pergaulan di tahun 1960an. Acap kali tari Gandrung dimanfaatkan sebagai ajang
mengumbar nafsu dan praktek prostitusi terselubung. Setidaknya sampai tahun
1990an banyak kelompok-kelompok masyarakat yang memojokkan penari Gandrung
lebih-lebih banyak penari yang menjadi simpanan pejabat pemerintah. Keadaan ini
menyebabkan penari lain yang turut dikucilkan mulai melakukan pertunjukan
diluar Banyuwangi dan Gandrung semakin berkibar trutama di daerah ibukota.
Selain itu pertentangan juga sering terjadi antara golongan islam dan para
budayawan namun setelah diadakan penyelarasan pendapat mengenai Gandrung
pertentangan tersebut dapat direda.
Tari Gandrung
berkembang pesat semenjak taun 2000 dimana terjadi perubahan besar dengan
dijadikannya Gandrung sebagai ikon kota Banyuwangi. Menyikapi perkembangan
gadrung saat ini tari Gandrung sendiri menurut penyusun terpecah menjadi dua
sebut saja Gandrung putih dan merah. Saat ikon kota Banyuwangi ini digencarkan
ada beberapa kelompok penari Gandrung yang memanfaatkan sebagai ajang
prostitusi, biasanya dalam acara tersebut berjajar ratusan botol miras dan
beberapa pramuria yang bukan penari Gandrung. meskipun belum ada perhatian dari
pemerintah namun yang kata wong Banyuwangi/kulonan (orang Banyuwangi non-Osing)
disebut tayube wong Osing kini mulai merubah citra baik penari Gandrung yang
mulai dibangun. Sedikit banyak fenomena
ini mulai menghawatirkan budayawan Banyuwangi yang berusaha mempertahankan
eksistensi Tari Gandrung.
Simpulan
Ritual tari Seblang
adalah upacara ritual bersih desa atau selamatan desa yang diselenggarakan
setahun sekali dan kemungkinan dianggap sebagai pertunjukan yang paling tua di Banyuwangi
(Scholte, J., 1927: 149-50; Wol- bers, P.A. 1992:89; 1993:36). Ritual Seblang
sebagai ekspresi simbolik masyarakat petani pedesaan, khususnya masyarakat Olehsari
dan Bakungan. Upacara Seblang diselenggarakan sebagai ungkapan rasa terima
kasih atas panen yang berhasil, kesuburan tanah, keselamatan warga desa,
penyembuhan penyakit, penghormatan cikal-bakal, dan mengusir roh-roh jahat yang
mengganggu ketentraman desa. Ritual Seblang tersebut diang- gap sebagai salah
satu bentuk praktek sosial, semacam wadah untuk mempertemukan berbagai aspek
kehidupan sosial dan pengalaman perse- orangan untuk memperkecil
ketidakpastian, ketegangan, dan konflik
(Geertz, 1989:13).).
Pelaksanaan ritual tari Seblang masih dilaksanakan di dua desa dikecamatan
Glagah yaitu di desa Bakungan dan Olehsari. Tari Seblang di dua desa tersebut
berbeda waktu pelaksanaannya, di desa Olehsari diselenggarakan satu minggu
setelah Idul Fitri, sedangkan di desa Bakungan yang bersebelahan,
diselenggarakan seminggu setelah Idul Adha. Proses upacara Seblang di desa Bakungan
Olehsari mempunyai ciri khas dan ketentuan tersendiri. Pemimpin upacara
dipilihkan orang yang dianggap mampu memimpin jalannya upacara.Saleh (Mbah Saleh) adalah dukun
”khusus” di desa Olehsari yang dipercaya oleh masyarakat menjadi pimpinan,
yaitu untuk ngutugi dan ngundang roh alus. Ritual Seblang memiliki banyak fungsi
bagi masyarakat penganutnya, yaitu antara lain: Sebagai sarana bersih desa, Sebagai pengundang kesuburan, Sarana Pengobatan Penyakit, Penghormatan Leluhur, Hiburan
Roh Halusl.
Menurut catatan
sejarah, Gandrung pertama kalinya ditarikan oleh para lelaki yang didandani
seperti perempuan dan, menurut laporan Scholte (1927), instrumen utama yang
mengiringi tarian Gandrung lanang ini adalah kendang. Pada saat itu, biola
telah digunakan. Namun demikian, Gandrung laki-laki ini lambat laun lenyap dari
Banyuwangi sekitar tahun 1890an, yang diduga karena ajaran Islam melarang
segala bentuk transvestisme atau berdandan seperti perempuan. Namun, tari
Gandrung laki-laki baru benar-benar lenyap pada tahun 1914, setelah kematian
penari terakhirnya, yakni Marsan.
Gandrung wanita
pertama yang dikenal dalam sejarah adalah Gandrung Semi, seorang anak kecil
yang waktu itu masih berusia sepuluh tahun pada tahun 1895. Menurut cerita yang
dipercaya, waktu itu Semi menderita penyakit yang cukup parah. Segala cara
sudah dilakukan hingga ke dukun, namun Semi tak juga kunjung sembuh. Sehingga
ibu Semi (Mak Midhah) bernazar seperti “Kadhung sira waras, sun dhadekaken
Seblang, kadhung sing yo sing” (Bila kamu sembuh, saya jadikan kamu Seblang,
kalau tidak ya tidak jadi). Ternyata, akhirnya Semi sembuh dan dijadikan
Seblang sekaligus memulai babak baru dengan ditarikannya Gandrung oleh wanita. Menurut
sejumlah sumber, kelahiran Gandrung ditujukan untuk menghibur para pembabat
hutan, mengiringi upacara minta selamat, berkaitan dengan pembabatan hutan yang
angker.
Secara filosofis tari Gandrung memiliki arti yang
semi-sakral karena pada awal kemunculannya seorang penari Gandrung harus
melakukan ritual-ritual khusus yang harus dilaksanakan seperti puasa mtih 3
hari, berziarah ke makam Mbah semi dan ritual lain. Pada dasarnya tari Gandrung
merupakan perwujudan kecintaan masyarakat Blambangan pada dewi padi atau dewi
sri.
Referensi
Ali,
Hasan. 2005. Dari Sawah Turun ke Gandrung dan Kuntulan. Banyuwangi : Jejak
edisi ke-empat tahun 2005
Anoegrajekti,
Novi. 2003. Gandrung Demi Hidup Menyisir Malam. Depok : Majalah Srintil edisi 3
tahun 2003. Desantara
Anoegrajekti,
Novi. 2007. Penari Gandrung dan Gerak Sosial Banyuwangi. Depok : Majalah
Srintil edisi 12 2007. Desantara
Anoegrajekti,
Novi. Seblang Using: Studi Tentang Ritus Dan Identitas Komunitas Using. 2003.
Jurnal Bahasa dan Seni Agustus 2003 Fakultas Sastra Universitas Jember:Jember
Anonym.
2001. Tari Gandrung dan Upacara Seblang. Tersedia dalam http://id.wikipedia.org/wiki/.
diakses pada 8 Maret 2011
BS,
Hayadi. 1985. Gandrung dan Sejarahnya Asal muasalnya yang Membingungkan.
Surabaya : Jawa Pos Edisi Saptu paing 25 Mei 1985
Effendy,
Bisri. 2008. Membaca Pariwisata
Seni-Budaya: Tari Gandrung Banyuwangi. dalam http://www.puspek.averroes.or.id/2008/05/09/ membaca-pariwisata-seni-budaya-tari-Gandrung-Banyuwangi/
diakses pada 8 Maret 2011
Kholil,
Ahmad . Seblang dan Kenduri Masyarakat Olehsari. 2010. Jurnal ACIS Ke-10,
November 2010:Banjarmasin.
Kusnadi.
1993. Simbolisme Tari Seblang. Jember: Laporan Penelitian UNEJ.
Mahfud.
Tari Gandrung. Tersedia dalam http://www.sejarahbanyuwangi.com/.
Diakses pada 8 Maret 2011
Suartaya,
Kadek. Banyuwangi Hormati Erotisme Gandrung. 2011. Kiriman Kadek Suartaya,
Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar via e-mail tidak diterbitkan.
Subagyo,
Hadi. 1998. Fungsi Ritual Seblang pada
masyarakat Olehsari Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Tesis. Yogyakarta: Program
Pasca Sarjana UGM.
Sutarto,
Ayu. Sekilas Tentang Masyarakat Using. 2006. Makalah dalam acara pembekalan
Jelajah Budaya 2006 : Jember
Suyono
Joko dan Suwarno. Tari Gandrung Banyuwangi:Sebuah Potret Sejarah seni
Pertunjukan. Universitas Negeri Malang : Malang
“Jika tulisan ini kurang lengkap, lengkapilah. Jika salah,
benarkanlah. Setitik komentar pembaca, adalah cermin bagi penulis untuk
berusaha lebih baik”
Langganan:
Postingan (Atom)